Featured Post Today
print this page
Latest Post

Terbius Nikmatnya " Kopi Kamu "


Wanginya aroma kopi segera mengundang selera begitu masuk ke kedai Kopi Kamu di Senayan Residence, Jakarta Selatan. Lokasinya berada di sudut Senayan City, terpisah dari kompleks pusat perbelanjaan. Cukup nyaman, tenang, dan membikin betah siapa pun yang gemar menikmati kopi sembari sekadar kongko. Pemandangan serba kopi menyergap mata, mulai dari rak-rak di belakang bar yang berisi deretan toples berisi biji-biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia.

Di Kopi Kamu, kopi baru digiling ketika dipesan. Biji-biji kopi itu pun biji kopi yang telah disangrai dan tidak disimpan berlama-lama. Dengan demikian, aroma dan cita rasa kopi lebih optimal. Kedai kopi yang didirikan Rudy J Pesik pada Juni 2010 ini kian mewarnai bergairahnya pertumbuhan kedai-kedai kopi lokal di ranah specialty coffee di Indonesia, khususnya Jakarta. Di kedai kopi lokal yang "serius" semacam ini, pasar penikmat kopi sejati terisap. Ya, kedai-kedai lokal ini turut mengisap pasar dari kedai-kedai kopi yang sudah ada.

Santi Rivai (37) misalnya. Penikmat kopi yang pernah 11 tahun bermukim di Boston, Amerika Serikat, ini sejak 2007 menjadi pengunjung rutin kedai kopi. Selama di Boston, kegemarannya mengopi terpelihara. Di sana, beberapa kali dia menemui kopi yang mengusung label nama daerah asal Indonesia, seperti Sumatera atau Toraja. Pulang ke Indonesia, desainer grafis ini menemukan oase kopi spesial justru di kedai kopi lokal.
Selain atmosfer personal dari kedai kopi lokal, cita rasa kopi dari kedai-kedai lokal memang istimewa. Salah satunya karena kedai lokal menyangrai sendiri biji-biji kopi mentah. Penyangraian itu berkontribusi menentukan kenikmatan seduhan kopi. Kopi yang terseduh berasal dari kopi segar yang baru disangrai.

Irvan Helmi (29), salah satu pendiri sekaligus roast master dari Anomali mengatakan, kopi yang telah disangrai itu disimpan selama maksimal hanya satu bulan. Pentingnya proses penyangraian membuat kedai kopi memiliki roast master yang dididik sendiri. Pengunjung bisa menyaksikan langsung penyangraian itu. Mesin penyangrai berukuran besar ditempatkan di muka kafe, sekaligus menjadi ornamen eksotis bagi penikmat kopi. Harum semerbak kopi yang tengah disangrai menjadi bonus tak ternilai.

Sikap total serupa juga dilakukan oleh kedai kopi lokal bernama Macehat di Medan, Sumatera Utara. Kedai kopi yang mengusung kopi lokal arabika khusus asal Sumatera ini bahkan mengolah sendiri buah kopi yang baru dipanen. Buah kopi itu kemudian dipilih yang benar-benar berwarna merah. Kopi lalu ditangani melalui tahap pengolahan yang panjang, mulai dari pengupasan, fermentasi, pencucian, pengeringan, pendinginan (tampering), pengupasan kulit tanduk, pengeringan akhir, hingga penyangraian.

Pendirinya, Verayani Jioe, meyakini cara demikian mampu meraih dan menjaga kualitas biji kopi yang premium. Dari proses ini, Macehat juga mendapatkan biji-biji kopi jantan (peaberry) yang merupakan biji kopi tunggal dalam satu buah kopi.
Meski begitu, Verayani beranggapan, di Medan sendiri, penikmat kopi premium masih sedikit. Namun, dia tak berkecil hati. Meski kecil dan menyempil, kedai kopi Macehat yang berada di Jalan Karo, Medan, ini perlahan tapi pasti dikenali para pencinta kopi. Macehat bahkan melayani pemesanan biji lokal dari luar Medan meski hanya membeli satu kantung, tentunya berikut ongkos kirim. Pemesanan bisa dilakukan melalui situs atau telepon.

"No espresso"

Semangat kelokalan juga menapasi Waddaddah, kedai kopi di Bandung, Jawa Barat, yang fokus mengusung kopi asal Bulukumba, Sulawesi Selatan. Yaya, yang asal Bulukumba, mendirikan Waddaddah karena kepincut berat dengan cita rasa kopi di kampungnya. Itu pun baru disadari Yaya ketika ia pulang kampung dan tinggal sementara di sana selama tiga tahun.

Masa lima tahun terakhir menurut dia, terjadi demam pertumbuhan warung kopi di Bulukumba sejak Facebook digandrungi. Pasalnya, warung kopi penyedia wifi gratis menjadi salah satu faktor penarik pengunjung. Demam ngopi di kedai yang muncul belakangan ini di sana sebenarnya sedikit aneh. Sebab, perkebunan kopi telah eksis sejak zaman Belanda di Sulawesi. Namun kultur minum kopi di Bulukumba, terlebih di kedai kopi, menurut Yaya, belum lama terbangun.

"Karena secara historis, kita memang daerah koloni. Kita hanya penghasil, yang menghasilkan kopi hanya untuk memenuhi kebutuhan Barat. Masyarakat di daerah penghasil sendiri tidak tahu seperti apa rasa kopi yang terbaik. Sampai sekarang, kopi grade 1 di sana habis dibawa ke luar negeri," kata Yaya.

Berangkat dari demam ngopi di kampungnya itu, Yaya lalu menghadirkan khusus kopi susu di Waddaddah. Akhir tahun ini, Yaya bahkan berencana membuka kedai serupa di Jakarta. Tetap fokus di penyajian ala kopi susu. Penyeduhan kopi diproses mirip ala kopi turki yang direbus, namun menggunakan alat penyaring kain selama proses perebusan kopi.

Dari pilihan cara penyeduhan kopi ini, napas kelokalan dikukuhkan. Kopi nikmat tak melulu espresso. Seperti sikap komunitas pencinta kopi yang tertuang dalam situs philocoffeeproject.wordpress.com: "Kami menolak espressoisme." "Espressoisme" yang dimaksud adalah peletakan pakem bahwa tiada kenikmatan kopi di luar espresso berikut turunannya
.
Di Jakarta pun, penyajian kopi selain berbasis espresso bisa dijumpai di kedai-kedai kopi lokal. Mulai dari diseduh secara tubruk, pour-over, syphon, aero press, french press, ataupunmoka pot bisa dijumpai. Kedai Kopi Javva di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, misalnya, dengan tegas hanya menyajikan kopi yang diseduh secara pour-over dan syphon. Pour-over ini sederhananya semacam penyeduhan kopi dengan menyaring dan meneteskan ekstrak kopi secara perlahan. Sementara syphon yaitu alat penyeduhan kopi dengan tenaga panas uap air, yang banyak diminati di Jepang.

Banyak jalan menikmati kopi, tanpa harus terbelenggu pada pakem-pakem yang dihomogenisasi oleh selera penguasa modal. Begitu pula dengan kopi berkualitas, tak melulu lagi hanya ada di kedai internasional. Jadi, mari kita terbius bersama di kedai kopi lokal....
0 komentar

Mantan Presiden Polandia Pilih Menginap Dirumah Kampung



Yogyakarta, CyberNews. Sri Sultan Hamengku Buwono X Kamis (13/5) malam menjamu makan malam Lech Walesa, mantan Presiden Polandia, di Gedung Jene, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Keduanya tampak ramah bincang-bincang.
Jamuan makan yang berlangsung akrab tersebut, Presiden Polandia, peraih Nobel Perdamaian menyerahkan kenang-kenangan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X  berupa buku karangannya sendiri mengenai demokrasi dan perjuangan hidup seorang manusia.
Jamuan makan malam yang berlangsung di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut, berlangsung khidmad sehingga wartawan tidak sempat wawancara dengan Lech Walesa, mantan Presiden Polandia, yang dikenal cukup ramah.
Sebelumnya rombongan mantan Presiden Polandia, tiba dari Jakarta pukul 16.00 WIB dan langsung menuju Rumah Pesik, di kawasan Kotagede, Yogyakarta, milik Rudy J Pesik. Dalam rumah kuno itu, mantan Presiden Polandia dan rombongan mengaku senang.
Bahkan, kepada wartawan Lech Walesa mengatakan, ia bersama rombongan sengaja tinggal di rumah penduduk sehingga bisa langsung bersentuhan dengan warga setempat. "Saya lebih senang tinggal disini dari pada harus di hotel," katanya sebelum berangkat memenuhi undangan makan malam di Keraton Yogyakarta.
Keindahan dan keramahan masyarakat Indonesia sangat menganggumkan, sehingga wajar bila Indonesia dikenal negeri yang cukup ramah. Alasan inilah mantan presiden ini, memilih tinggal di rumah milik Rudy J Pesik di Kotagede, Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, ia sempat mengatakan, apabila ia masih muda pasti akan tinggal di Indonesia. Selain memiliki panorama dan budaya yang indah, Indonesia juga negara yang cukup ramah. "Sebagai rasa terimakasih saya dengan Pak Rudy J Pesik saya memberi kenang-kenangan buku karangan saya sendiri," katanya.
Dalam kesempatan itu, mantan presiden ini juga menandatangani prasasti Rumah Pesik, milik Rudy J Pesik pemilik Perusahaan DHL. "Yang meminta tinggal disini beliaunya sendiri, padahal ketika itu aku tawarkan untuk tinggal di hotel saja. tetapi beliaunya tidak mau," kata Rudy J Pesik.
Dengan alasan mantan presiden ini, ingin lebih dekat dengan masyarakat sehingga ia tidak mau tinggal di hotel. Setelah melihat langsung Rumah Pesik yang ciri khas Jawa ini dan ada di tengah kampung Kotagede ini, Lech Walesa makin tambah senang.
Menurut rencana Jumat (14/5) pagi besok rombongan mantan Presiden Polandia akan berkunjung ke Candi Borobudur. Setelah sebelumnya berkunjung ke Candi Prambanan dan Ratu Boko. Selain itu, Lech Walesa juga akan memberikan ceramah di Universitas Atmajaya, Yogyakarta.

0 komentar

Rudy J. Pesik & and Pemilihan Putri Kopi Indonesia ke-2



Rudy J. Pesik, who is an expert in IT and telecommunication, rolls his sleeves and get into the logistic industry through DHL and Caraka Yasa, as well as many other companies in various fields. He is not the type of person who likes to sit behind a desk, as he is always active in looking for fresh ideas to expand his business. The Indonesian coffee world will soon feel Rudy J. Pesik’s touch through Kopi Kamu, Miss Indonesian Coffee pageant, Indonesian Coffee Academy, as well as the International Coffee Exhibition, which are all based on his love to the country’s superior produce – coffee.
Mengenakan kemeja dari tenun ikat Menado, Rudy J. Pesik menyambut saya di Kopi Kamu, Jalan Majapahit, Jakarta siang tadi untuk berbincang tentang banyak hal terutama agenda Putri Kopi Indonesia ke-2 di tahun 2012 ini. Masih segar diusianya yang 72 tahun, Rudy J. Pesik selalu tampak bersemangat walau ia selalu sibuk karena memegang berbagai tampuk pimpinan di korporasi miliknya dan setumpuk kegiatan sosial. Karenanya tak heran Rudy punya ratusan  kartu nama dengan berbagai jabatan yang sampai sekarang disandangnya baik di tingkat nasional maupun internasional.
Rudy mengawali perbincangan saat penyelenggara acara tahunan Putri Kopi Dunia yang diselenggarakan di Kolombia menghubungi dirinya agar Indonesia mengirimkan duta kopinya. Sebelumnya selain sebagai pengusaha Rudy J. Pesik telah lama terlibat dalam kontes kecantikan untuk mempromosikan Indonesia di dunia internasional. Itulah sebabnya panitia kegiatan ini merasa berkepentingan untuk mengontak dirinya dan membuat event yang sama di Indonesia.
Jadilah 14 propinsi dengan 31 peserta mengikuti ajang Putri Kopi Indonesia yang mengantarkan Laskary Andaly Metal Bitticaca asal Toraja, mahasiswi S2 di ITB meraih gelar Putri Kopi Indonesia pertama.  Laskary berhasil menyabet tempat ketiga di Kolombia bulan Desember 2011 kemarin dengan gelar tambahan sebagai Putri dengan rambut terindah di antara seluruh peserta. ”Hasil ini sudah melampaui harapan kami” kata Rudy mengingat berbagai kontes kecantikan posisi Indonesia tak selalu bagus.
Sebagai tambahan, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang menyelenggarakan Putri Kopi. Karena kedudukannya sebagai pebisnis yang sudah banyak dikenal hingga tingkat kepala negara, ia diminta oleh panitia di Kolombia membantu menyelenggarakan pemilihan Putri Kopi di Thailand, Vietnam, Philipine, Cina, India, dan Sri Lanka hingga ke beberapa negara di Afrika.
Pada bulan Juli mendatang bersamaan dengan pemilihan Putri Kopi Indonesia ke-2, akan berlangsung Pameran Kopi Internasional yang akan bertempat di Pekan Raya Jakarta (PRJ). Selain itu, Akademi Kopi Indonesia adalah rencana besar Rudy lainnya dengan sistem belajar melalui internet yang bisa diakses siapa saja, tapi masih terbatas untuk wilayah Indonesia, yang juga akan diresmikan pada bulan Juli ini. Di bawah Yayasan Akademi Kopi Indonesia atau YAKIN, rencananya sekolah ini akan lebih jauh dikembangkan ke tingkat dunia yang disajikan dalam berbagai bahasa pada tahun 2015.
“Saat ini banyak sekali istilah kopi dalam bahasa Italia” ujar Rudy sambil menyitir salah satu waralaba kopi dunia yang masuk ke Indonesia. Padahal mereka tidak punya pohon kopi, tapi bisa menjual kopi yang dikirim dari Indonesia. “Saya tertantang dan baru dua tahun membentuk perusahaan kopi ini. Saya selalu bersemangat dan semua hal tentang kopi jadi bahan pelajaran” katanya. Saat ini Rudy sudah berhasil terkumpul 20 sumber kopi terbaik Indonesia. Indonesia menduduki 1/8 garis khatulistiwa yang membuat karakteristik unik hasil bumi Indonesia dan membuat kopi arabika Indonesia diyakini sebagai unggulan dunia. “Saya sangat yakin akan hal itu” ujarnya.
Masih terus bersambung dengan pemilihan Putri Kopi ke-2, Rudy akan menggelar sebuah Konferensi tingkat nasional berupa dialog terbuka antara pelaku bisnis kopi se Indonesia. Dalam forum ini akan dibahas berbagai kendala yang dihadapi mereka untuk memajukan kopi Indonesia di pasar inetrnasional. Rudy mengharapkan agar berbagai departemen terkait bisa menjawab berbagai pertanyaan atau keluhan yang disampaikan para pebisnis kopi.
Rudy sudah mulai terjun ke dunia bisnis sejak tahun 60an hingga ia sudah terbiasa dengan banyaknya persaingan dan tak khawatir dengan berbagai ganjalan untuk mempopulerkan kopi Indonesia khususnya di mata dunia. Sebagai informasi, satu-satunya perusahaan DHL di dunia yang masih dipegang oleh bangsa sendiri adalah Indonesia karena pihak pinsipal masih mempercayakan kepemilikan sahamnya kepada Rudy walau ia sudah beberapa kali menawarkan kepada mereka.
Putri Kopi rencananya akan digelar di hotel Sharilla Jakarta tepatnya pada tanggal 15 Juli nanti dan ia meyakini bahwa kegiatan ini akan suskes serta mendapatkan dukungan banyak pihak. Rudy ingat benar saat Soekarno menggelar Konferensi Asia Afrika di tahun 1955 yang kini sudah kehilangan momentumnya. Makanya dengan tetap bersemangat ia akan menggelar Putri Asia Afrika pada bulan April tahun 2013 bertepatan dengan peringatan KAA. Ia hanya ingin mencoba memaknai KAA melalui sebuah event internasional. Tentu Rudy mahfum kalau tak semua pihak senang dengan langkah yang selama ini ia lakukan, tapi ia berusaha tetap berusaha positif.
Rudy J. pesik yang ahli IT dan telekomunikasi terjun ke bidang pengiriman barang melalui perusahaan DHL dan Caraka Yasa serta puluhan perusahaan lainnya diberbagai bidang. Ia memang tak bisa duduk di meja dan selalu aktif mencari banyak ide segar untuk kelangsungan bisnisnya. Dunia kopi Indonesia  telah dan akan merasakan sentuhan tangan dingin Rudy J. Pesik  melalui Kopi Kamu, Putri Kopi Indonesia, Yayasan Akademi Kopi Indonesia, serta Pameran Kopi Internasional yang kesemuanya didasarkan atas kecintaanya terhadap salah satu produk unggulan negeri ini, kopi.
1 komentar

Rudy J. Pesik & and 2nd event of Putri Kopi Indonesia


Chairman and CEO of PT Birotika Semesta (DHL), apart from many other positions he holds, including the Vice President of Asia Pacific Chamber of Commerce.
Donning a Manadonese ikkat shirt, Rudy J. Pesik welcomed me at Kopi Kamu, located on Majapahit street, Jakarta, this afternoon, to talk about a lot of things, and one of them was 2012’s Miss Indonesian Coffee pageant. Still vigorous in his 72 years of age, Rudy J. Pesik always looks energetic, despite his hectic life holding diversed managerial positions in his corporations, as well as being involved a bunch of social events. So don’t be surprised to see Rudy having hundreds of business cards with different positions – both local and international.
Rudy started the conversation by telling me about the committee of the annual Miss World Coffee pageant in Colombia who asked him to send a candidate from Indonesia. In the past, other than being a businessman, Rudy J. Pesik had long been involved in beauty pageants to promote Indonesia in the international world. That’s why, as a member of many committees, he feels obligated to create the same event in Indonesia.
Thanks to his hard work, 14 provinces with 13 candidates participated in Miss Indonesian Coffee pageant, and Laskary Andaly Metal Bitticaca from Toraja – who was completing her Master’s degree at Bandung Institute of Technology – successfully became the second runner up in Colombia, last December 2011, as well as being honored with the title of the candidate with the most beautiful hair. “It was already much better than we expected,” said Rudy, while acknowledging the fact that Indonesian candidates who participated in similar pageants usually got overlooked by others.
Additionally, Indonesia has been the only country in Asia that organizes Miss Coffee pageant. Because of his position as a renowned businessman, Rudy was asked by the Colombian committee to help organizing a Miss Coffee pageant in Thailand, Vietnam, the Philippines, China, India and Sri Lanka, as well as several other countries in Africa.
This coming July, together with the second Miss Indonesian Coffee pageant, another event called Pameran Kopi Internasional (International Coffee Exhibition) will be held – located at Pekan Raya Jakarta (PRJ). Akamedi Kopi Indonesia (Indonesian Coffee Academy) is also Rudy’s major plan, complete with accessible internet learning system but only in Indonesia, which is going to be officially launched in the same month. Under Yayasan Kopi Indonesia(Indonesian Coffee Association), it is planned that in 2015, the academy will have international merits and the lessons be presented in different languages.
“There are simply too many coffee terms in Italian,” said Rudy, while mentioning one of the biggest coffee franchises in Indonesia that does not own any coffee plantations but is able to sell Indonesian coffee. “I take it as a challenge, and this is my second year establishing this coffee company. I am always excited about coffee and everything about it is interesting to learn,” he continued. Rudy has currently succeeded in gathering 20 of the best Indonesian coffee suppliers. Indonesia itself lies on 1/8 of the equator, which gives unique characteristics to its produce, as well as making Indonesian arabica coffee a superior choice in the world. “That, I’m very sure of,” confirmed Rudy.
Still talking enthusiastically about the second Miss Indonesian Coffee pageant, Rudy is holding a national conference in a form of an open dialog between coffee businessmen and women in Indonesia. In this forum, the things that will be discussed are the obstacles that they are facing when trying to improve Indonesian coffee in the international market. Rudy hopes that related government ministers and departments can answer questions and handle complaints from the coffee traders.
Rudy has been a businessman since the 60s so he’s used to a lot of competitions and he is not one bit worried with the obstacles that he will face to introduce Indonesian coffee to the world. Interestingly, Indonesia is the only country that still owns DHL as a company, because the head office trusts their shares to Rudy, despite Rudy trying to offer it back to them.
The Coffee Pageant is planned to be held in Shangrila hotel, in Jakarta, exactly on July 15, 2012, and Rudy believes that this event will be successful and earn a lot of supports from many sponsors. Rudy still remembers when the late president Soekarno organized Asia Africa Conference in 1955 – an even that lost its momentum long ago. So Rudy was enthusiastic to organize Asian African Beauty Pageant in April 2013, in the month that the Asia Africa Conference 1955 was held, because he wants to relive the event back by making it as an international event. Even though it’s impossible to please everyone, Rudy always remains positive, especially will all the things that he has done in his career as a businessman.
1 komentar

Anak Emas Tuhan : Kesaksian Bpk Rudy Pesik – CEO DHL


Berikut ini saya bagikan kesaksian pengalaman iman Bpk. Rudy Pesik (CEO DHL) pada acara Seminar Fruitful  Business: Jesus @ Work yang diadakan oleh Kelasi SEP Executive (Shekinah) pada tanggal 14 Januari 2010 di Hotel ShangriLa. Seminar ini dihadiri lebih dari 400 peserta pengusaha dan profesional katolik. Pemaparan dua nara sumber lainnya yang mewakili dunia market place dan dunia rohani, ternyata bisa terjadi melalui kesaksian iman Rudy Pesik. Menjadi orang sukses bukan hanya di Indonesia, tapi dikenal dan disegani pebisnis di Asia dan dunia barat, semua dimulai dari iman yang teguh. Sukses yang dicapainya didunia bisnis sampai usianya 70 tahun ini bisa diraih….. tanpa terlibat suap menyuap dan berbagai praktek kotor dunia bisnis dan politik. Semoga kesaksian ini juga menjadi berkat bagi anda, karena anda juga anak emas Tuhan.

Saya bicara agak lain dengan pembicara sebelumnya. Kalau mas Agung, romo William dan pak Steve bicara ’seharusnya’, saya bicara tentang apa yang terjadi ’sesungguhnya’ pada diri saya.
Saya ambil topik menggelitik, saya adalah anak emas Tuhan. Saya sangat terharu, kalau mesti menceritakan sukses dari kecil tak lain tak bukan semuanya ini dari Tuhan. Maka saya menganggap bisa menjadi saya seperti ini. Tadi dikatakan saya punya 70 perusaahaan lebih, sekarang sudah 82 perusahaan saya. Dan lebih dari 100 kegiatan sosial karena saya banyak sekali terlibat dalam kegiatan sosial; non politik tapi membantu di mana-mana termasuk ditarik-tarik oleh teman saya, Yunardi, yang dulu pernah jadi anak buah saya di IBM. Dia getol sekali membuat kegiatan baru dan selalu mengajak saya untuk masuk. Salah satu yang kami buat adalah PT Indonesia Kebanggaanku dimana segala sesuatu yang membanggakan Indonesia kami promosikan.
Saya ingin mulai dari pengalaman dan pergulatan iman.
Saya ini adalah anak keluarga broken home, saya ditinggal ayah saya ketika berusia 6 tahun. Saya hidup bersama ibu saya seorang pegawai negeri sederhana dan sangat sayang pada saya, luar biasa pengalaman hidup saya dan rasanya tak masuk diakal, makanya ini semua pasti karena Tuhan, bukan karena ibu saya saja.
Pertama-tama saya sebagai anak yang sederhana bisa masuk ke sekolah Eropa, bukan sekolah Indo atau jawa tapi Eropa yang biasnaya hanya top people yang bisa masuk.  Biasanya orang yang sangat terpilih yang bisa masuk dan anehnya saya bisa masuk kesitu.
Karena miskin tiap kali harus naik bis, dari Sawah Lunto di Pasar Rumput ke jalan Gunung Sahari. Ibu saya menyisihkan uang untuk saya bisa naik bis. Tapi saya memilih jalan kaki, uangnya saya kembalikan pada ibu. Sejak saya umur 6 tahun, jalan kaki dari Pasar Rumput sampai Gunung Sahari setiap hari. Ada waktunya dimana sekolah sangat sulit karena brudernya menentukan sehari harus 2x ke sekolah. Saya tidak mampu untuk jalan bolak balik sehingga memilih tinggal di sekolah atau menunggu di rumah teman sampai sore baru ke sekolah lagi. Tetapi luar biasa, uang sedikit yang diberikan ibu selalu saya kembalikan, yang  luar biasa hampir tiap hari saya menemukan uang di jalan. Bukan uang receh, tapi uang kertas, saya selalu jalan dengan menunduk ke jalan. Hampir setiap hari saya dapat uang, darimana datangnya uang itu? Maka saya sangat percaya itu datang dari Tuhan.
Di sekolah saya sangat alim, sangat pandai. Saya diberkati otak yang luar bisa oleh Tuhan.  Setiap tahun saya dikasih buku setumpuk, saya baca 1 minggu selesai. Dalam setahun saya masih ingat semua yang saya baca. Saking pintar dan alim nya saya, semua orang menganggap kalau besar nanti saya pasti jadi pastor. Kemudian hari saya bertemu teman-teman sekolah di Belanda, mereka heran dan bertanya kok gak jadi pastor.
Perjalanan karir saya juga luar biasa, selalu lulus bukan terbaik di kelas tapi di sekolah bahkan terbaik di Indonesia. Tamat SMA saya merupakan murid lulusan terbaik di Indonesia dengan nilai ijasah 10 semua. Tetapi saya tidak pernah sekolah musik atau lukis, tidak bisa masuk pramuka walaupun ingin sekali, karena ibu tidak mampu membiayai.
Saya sekolah di ITB, kurikulum 7 tahun bisa saya selesaikan dalam waktu 4 tahun. Setiap liburan saya berlayar di kapal asing, kapal Belanda, Inggris, Jerman, Perancis. Walaupun demikian saya tetap bisa selesai lebih cepat dari siapapun di ITB.  Begitu selesai kuliah, saya diminta jadi dosen. Setelah 3 bulan mengajar diminta menjadi dirjen maritim di usia 23 tahun dalam era bung Karno. Di Belanda saya dapat kemungkinan sekolah, lalu saya minta berhenti menjadi dirjen tetapi tidak diijinkan karena dibutuhkan katanya.
Karir saya luar biasa saat bersekolah di Belanda lalu saya masuk IBM. Waktu itu saya diperebutkan antara IBM dan Philips, tetapi saya  memilih IBM. Disana sangat sukses, sempat di beberapa negara di IBM. Semua aneh, demikian juga karier yang bisa saya capai sebagai anak Indonesia yang kecil. Kalau anda melihat 70 tahun begini saya masih tampak muda,  apalagi usia 20 tahun saya dikira anak kecil, orang-orang tidak percaya kalau saya insinyur.
Saya sukses luar biasa tapi berbarengan dengan kesuksesan itu saya kehilangan iman karena di Belanda tidak ada yang khusyuk ke gereja. Waktu itu setiap kali diedarkan kolekte, saya kasih 2.5 gulden, saya dimarahi karena harus kasih setalen. Disana ada gereja yang pertama kali pakai musik pop. Karena saya terbiasa pakai musik Gregorian, maka  kekhusyukan hilang, dan ngantuk hilang, imanpun juga hilang. Apalagi romo, suster dan bruder disana keduniawiannya makin tebal.  Kadang saya kaget, di pesta ada orang memperkenalkan diri: saya suster. Lho kok suster ada di pesta? Ini beda sekali sehingga saya kehilangan iman, tetapi tetap percaya pada Tuhan, tetap sembahyang karena ini komunikasi dengan Tuhan. Tetapi saya tidak pergi kegereja lagi.
Kemudian terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat membangun iman saya. Suatu waktu rumah kami yang cukup besar di Bogor dirampok. Coba bayangkan: dirampok oleh 25 orang bersenjata lengkap. Mereka datang selama 5.5 jam sampai satpam-satpam sudah berantem habis-habisan. Rumah seperti tempat pemotongan hewan, darah ada di mana-mana tapi para perampok tak bisa masuk ke dalam rumah. Di dalam ada istri, anak dan tamu, kami semua melihat para perampok setengah mati mau masuk.  Padahal pintu terbuka tapi mereka tidak bisa masuk!  Maka saya anggap ini adalah Tuhan Yesus yang membantu. Tetangga diteriaki pakai speaker: Rampok! tak ada yang datang. Polisi juga tak datang ketika ditelpon. Setelah kejadian itu teman-teman bilang: kalau sama polisi jangan bilang rampok tapi ”judi liar”, sedangkan dengan tetangga jangan bilang rampok tapi bilang ”kebakaran”. Pasti mereka cepat datang.
Kemudian kejadian ini terjadi tahun 1994, waktu itu ada kakak saya yang selebriti, sering pesta kemana-mana. Dia datang pada saya dan saya bertanya tahun ini mau pesta ke mana. Ia bukan katolik tetapi dia mau ke Sendangsono, karena ada penampakan Bunda Maria. Bukan katolik? selebiriti mau ke Sendang Sono naik bis? puteri saya jawab “pa, kita mau ikut”. Saya pernah dengar tentang Sendangsono tetapi tidak pernah ingin ikut. Sendang Sono 1 jam jauhnya dari Yogya. Kami memilih naik pesawat sampai Yogya baru naik mobil ke Sendangsono.
Konon waktu itu bunda Maria akan tampil pada perayaan tahun baru, artinya jam 12 malam, tapi jam 7 pagi sudah harus menunggu di sana. Kalau di gereja duduk satu jam saja sudah lama, ini kok dari jam 7 pagi menunggu penampakan sampai tengah malam? Akhirnya setelah kompromi dengan kakak  saya jam 9  pagi kita  baru tiba di sana. Kakak saya bilang: kamu kok tidak beriman. Anak saya dimintanya menuliskan doa Bapa kami dan Salam Maria. Dia bahkan siapkan senter untuk membaca doa itu, sekarang dia sudah jadi katolik. Dalam kesempatan itu terjadi peristiwa yang membuat saya berubah. Tiba-tiba ada penampakan, istri saya bilang lihat seluruh langit sudah menjadi emas tetapi saya malah melihat berlian.
Ada guru les piano puteri saya yang kawin dengan sorang sarjana tamatan Jerman. Dia orang Indonesia, arsitek yang cukup kaya, mau naik bis ke sana ikut dengan istri, anak dan mertua. Ketika kami semua ribut penampakan itu, dia tak melihat apa-apa. Ketika seluruh lembah dipenuhi sekitar 40.000 orang banyaknya melihat, dia malah tidak melihat apa-apa. Jam 3 sore ketika penampakan pertama, dia tidak melihat malah pergi makan soto. Penampakan muncul lagi jam 4, orang yang punya warung lari sambil menggendong anaknya lalu tiarap. Dia jalan lewat patung Bunda Maria, dengan nada menantang dia bilang: kalau kau benar ada, tunjukkan padaku. Dan dia benar-benar melihat penampakan Bunda Maria, dia pingsan bahkan jatuh berguling ke lembah.
Di situ saya sadar betapa dosa saya begitu banyak, sejak itu saya kembali ke gereja. Waktu menikah kami berlainan agama sehingga kami menikah di catatan sipil. 21 tahun kemudian, istri saya menjadi seorang Katolik dan kami kawin lagi. Itu adalah titik balik iman saya. Sekarang rasanya tak mungkin saya tidak ke gereja. Kalau dulu tidak mungkin saya ke gereja, saya bersyukur sekarang istri saya Katolik. Malah dia lebih katolik daripada saya, menantu saya yang tadinya belum katolik juga menjadi Katolik dan lebih katolik daripada anak saya, putri saya juga begitu. Semua masuk katolik.
Setelah penampakan itu saya menjadi lebih sadar, karya saya bukannya berkurang tapi makin hebat. Di KADIN saya adalah ketua penanaman modal, ketua perdagangan internasional, asean KADIN, ketua KADIN Asia Pacific,  juga Amerika Latin yang diangkat oleh pak Harto sendiri.
Saya anak biasa, tak masuk dalam parpol manapun sampai sekarang, saya tak punya network orang-orang yang hebat tapi saya kok selalu luar biasa bisa ketemu pak harto 5 kali untuk minta tolong. Saya nekad orangnya, kalo mandeg saya naik terus sampai ke pak Harto. Tadi ada perkataan bisnis kotor. Saya punya saksi hidup: tak pernah menyogok siapapun dan tak pernah disogok siapapun! Tetapi saya bisa besar, bisa sukses tanpa menyogok siapapun dan tanpa disogok siapapun. Pernah dalam talkshow RCTI dihadiri oleh saya dan ketua KPK. Sebagai bisnisman saya ditanya apakah tidak terganggu dengan adanya KPK, saya sama sekali tidak merasa terganggu, lha karena tidak pernah menyogok.
Saya ditunjuk jadi penyelenggara KTT ASEAN pertama diberi waktu 4 bulan dengan tidak diberi uang sesenpun. Hadir dari16 negara  sebanyak 1000 pengusaha di Bali. Sebelumnya belum pernah ada event seperti ini, tetapi saya bisa lakukan bahkan masih untung juga. Kuncinya gampang, minta sponsor ke seluruh negara.
Ketika itu yang mengundang para kepala negara malah bukan ibu Mega, tetapi saya karena bu Mega takut dan malu kalau ditolak. Jadi semua kepala negara saya yang mengundang dan herannya semuanya confirm hadir ! Saya dekat dengan seluruh presiden Indonesia. Saya dekat dengan sekitar 30 kepala negara dan bahkan mendapatkan gelar bangsawan dari Thailand. Ini semua dari Tuhan. Setiap kali ada masalah, solusi datang dari Tuhan. Saya tidak pernah mengalami kebangkrutan, tidak pernah sakit luar biasa. Makanya ketika sharing banyak orang sakit, lalu sembuh dan menjadi insaf. Saya tidak begitu. Mungkin malah saya bisa lupa diri karena sukses terus. Makin lama makin sukses. Ini karena saya anak emas tuhan.
Darimana itu?
Gampang saja, ora et labora, dari kecil juga kita pernah dengar. Kita terjemahkan doa dan kerja, tapi banyak yang tak melaksanakan. Ada yang hanya berdoa saja dan tak bekerja itu percuma. Harus doa dan bekerja! Doa penting karena berkomunikasi dengan Tuhan, jadi  sangat penting. Kalau berdoa orang disuruh minta ini dan itu, tetapi saya bilang Tuhan mahatahu. Tuhan tahu persis apa yang saya butuhkan. Saya berdoa : Tuhan terimakasih atas semua yang telah diberikan pada saya. Saya tidak perlu minta, pasti Tuhan tahu saya perlu apa.
Istri saya pernah novena minta BMW, dan ia dapatkan bukan dari saya tapi dari undian. Terus mobil itu meskipun hadiah, harus bayar pajak. Dia bilang: Bunda Maria saya dikasih kado kok harus bayar pajak? Tiba-tiba panitia mau menanggung pajak. Terus karena hasil novena maka diberi nomor polisi F-9, F untuk Bogor, tak ada embel-embel lain, jadi kalau kesaksian istri saya punya lebih banyak yang bisa diceritakan.
PERGILAH KAU DIUTUS
Saya tidak pernah mempengaruhi orang untuk menjadi katolik tapi dengan cara hidup saya orang lain akan melihat dan  lebih meyakinkan mereka ternyata orang katolik itu begini.
DHL
Saya mulai dengan modal 5 juta rupiah itupun dicicil sekarang incomenya  satu trilyun. Saya ditanya bagaimana dapat DHL. Saya balik bertanya bagaimana DHL bisa dapat saya? Mentos juga begitu. Jawaban investor: kamu kira saya ke Indonesia cari teknologi permen? saya punya teknologi, saya juga punya investor duit. Saya hanya ingin seorang partner yang bisa diandalkan, yang bisa meyakinkan saya, bisa sukses dan bisa membuat saya tidur nyenyak. Termasuk pembangunan bandara Sukarno-Hatta, pihak Perancis yang datang pada saya. Saya juga diminta untuk membantu di tambang emas, permen van-melle dsb. Ini semua bukan karena saya serakah dan tidak fokus, tapi dari pihak luar  yang datang meminta saya jadi partner mereka.
Apa yang saya berikan merupakan dorongan dari saya untuk berbagi semua berkat, keahlian, kepandaian, pengalaman yang saya peroleh dari Tuhan harus saya amalkan pada orang lain. Saya akan mengakhiri kesaksian saya dengan doa. Marilah kita berdoa bersama untuk mensyukuri berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan kita.
Bapa,
Kala langit menceritakan kemuliaanMU dan cakrawala menceritakan pekerjaan tanganMU
Kala hari meneruskan berita itu kepada hari dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar tetapi gema mereka terpancar ke seluruh dunia menyatakan bahwa  Engkau sungguh mulia Tuhan.
Engkau merenda kehidupan kami dengan demikian ajaib dari setiap bagian baik yang kecil maupun yang besar,  baik yang pahit maupun manis,  baik yang  membuat airmata mengalir karena sukacita atau duka, kesemuanya itu hanya untuk  menunjukkan kemulianMU yang tak ada taranya.
Tak akan pernah semur hidup kami berhenti mengucapkan syukur karena ternyata kami semua sebagai anak Emas yang kau tempa sedemikian rupa boleh merasakan cintaMU yang luar biasa.
Bukakan hati dan pikiran kami agar Roh KudusMU sendiri yang membimbing kami dalam perziarahan hidup didunia yang fana ini, biarlah hanya Engkau saja ya Jesus yang bekerja dalam seluruh aspek kehidupan kami.
Akhirnya kami serahkan seluruh hidup kami kedalam tanganMU karena hanya Engkaulah Sang pemimpin hidup kami kini dan selamanya.
Amien

0 komentar

Sentuhan Emas Putra Mahkota



Rocky J Pesik, Pelanjut Bisnis Ekspedisi Caraka Group

Dalam mitologi Yunani terdapat kisah Midas, seorang raja yang dengan sentuhan ajaib sehinggabisa mengubah benda menjadi emas. Rocky J Pesik yang bagai Midas menggunakan sentuhan strategi mumpuni untuk mengubah perusahaan yang nyaris bangkrut menjadi bonafid.

BINGUNG. Itulah jawaban Rocky saat ditanya bagaimana perasaannya ketika kali pertama masuk ke perusahaan keluarga. Itu pantas saja terjadi. Dengan background pendidikan Teknik Sipil Kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB), pria kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1976, tersebut harus masuk ke bisnis logistik.

Pada 2001, Rocky yang baru lulus kuliah diminta ayahnya, Rudi Pesik, ikut mengelola PT Mitra Piranti Usaha (MPU), perusahaan dengan merek dagang Mailshop Plus yang merupakan bagian dari jaringan bisnis Caraka Group. ”Apalagi, saat itu, MPU nyaris bangkrut karena miss-management,” ujarnya saat ditemui di Kantor Caraka Group, Jakarta, Kamis lalu ( 29/3).

Beberapa tahun kemudian, barulah sulung di antara dua bersaudara tersebut paham alasan ayahnya meminta dirinya masuk ke perusahaan yang tengah sakit itu. MPU adalah perusahaan yang relatif baru. Rocky dipersilakan untuk berkreasi habis-habisan guna mengasah insting bisnisnya.

”Logikanya, kalau bisa berhasil di perusahaan yang nyaris bangkrut, seseorang akan lebih mudah masuk di perusahaan yang sudah running well (berjalan baik),” paparnya.

Mengawali karir sebagai sales manager, Rocky yang saat itu sama sekali tidak memiliki pengalaman di bisnis logistik hanya mengandalkan bekal nasihat ayahnya, ”Inti dari bisnis itu sederhana. Genjot dulu revenue. Setelah itu, baru benahi efisiensi.”

Karena itu, Rocky yang memang memiliki salesmanship (skill marketing) cukup mumpuni terjun langsung untuk mencari customer dengan memasukkan proposal dan melakukan presentasi ke berbagai perusahaan. Termasuk ikut terjun dengan tim operasional untuk mengantar paket dan melakukan pencatatan operasional.

Kerja keras itu pun berbuah manis. Rocky berhasil mendapatkan kontrak pengiriman rekening koran dari Bank Niaga untuk nasabahnya di Jakarta. Nilai kontrak tersebut dua kali lipat dari seluruh omzet MPU saat itu. Lalu, beberapa kontrak dari kalangan korporasi pun diraihnya. Di luar itu, Rocky juga sukses menggaet klien restoran, seperti Bakmi GM dan beberapa restoran fast food ternama.

”Keberhasilan tersebut menyebarkan pesan kepada manajemen dan karyawan MPU bahwa kalau kita mau kerja keras, perusahaan yang nyaris bangkrut pun bisa disehatkan,” paparnya.

Setelah sukses menggenjot revenue, Rocky mulai membenahi efisiensi. Beberapa strategi pun ditempuh. Salah satunya adalah mengelola cash flow yang lebih ketat. Misalnya, menetapkan toleransi piutang maksimal 30 hari serta sistem tender dengan minimal tiga vendor untuk pengadaan barang.

Untuk memangkas biaya, Rocky juga tidak segan-segan menutup beberapa gerai MPU yang dinilai kurang efisien. Termasuk menyetop bisnis yang kurang menguntungkan, seperti layanan internet. Kemudian, dia fokus pada core business MPU dalam usaha jasa kurir dalam kota serta jasa penunjang, seperti fotokopi dan mailbox. Laki-laki yang merupakan penyuka gadget tersebut juga mengembangkan sistem IT di MPU.

Rocky sadar, langkah menggenjot revenue dan membenahi efisiensi tersebut tidak akan bisa sukses tanpa dukungan seluruh organ perusahaan. Apalagi, kata dia, perusahaan jasa, mesin produksi utamanya adalah manusia. ”Karena itu, saya sangat concern dalam membangun corporate value,” ujarnya.

Rocky pun menyusun prosedur kerja, prosedur pelayanan kepada customer, hingga detail cara menyapa customer. Dia juga mengundang konsultan untuk pelatihan negotiation skill dan selling skill. Dengan sentuhan strategi tersebut, dalam beberapa tahun Rocky berhasil menyulap MPU yang sebelumnya sekarat dan nyaris bangkrut menjadi perusahaan sehat dengan profitabilitas tinggi. Jumlah karya­wan yang pada 2002 hanya 176 orang tumbuh pesat hingga lebih dari 1.000 orang. Wilayah operasi yang awalnya hanya berada di Jakarta kini melebar hingga Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya.

Rapor merah laporan keuangan pun berubah menjadi biru. Perusahaan yang biasanya rugi Rp 100 juta per bulan berbalik menjadi untung ratusan juta dengan omzet menembus Rp 12,6 miliar pada 2005. Di tahun-tahun berikutnya kinerja keuangan pun terus tumbuh.

Atas berbagai strateginya menyehatkan MPU, Rocky masuk jajaran The 50 Hottest Entrepreneurs dari Majalah SWA. Sukses Rocky melewati ujian MPU membuat ayahnya memberikan kepercayaan lebih. Mulai 2005, dia dipercaya untuk menjadi direktur PT Birotika Semesta, pemegang merek DHL Express Indonesia yang merupakan jaringan DHL Express, perusahaan logistik internasional yang berpusat di Jerman.

Melalui DHL Express Indonesia, Rocky pun bisa mengembangkan wawasan tentang bisnis logistik internasional. Termasuk menyerap best practice dalam industri logistik untuk diterapkan di Indonesia. Karena itu, ide-ide pun terus muncul dari pikiran Rocky. Misalnya, upaya rebranding perusahaan dengan mengganti logo dan menciptakan merek-merek dagang. Termasuk sinergi jaringan bisnis logistik Caraka.

Ide brilian Rocky yang sepertinya bakal menentukan masa depan Caraka Group adalah masuknya Caraka ke bisnis project logistics, freight forwarding, dan warehousing (pergudangan) melalui PT Caraka Andalan Semesta (CASA).

Menurut Rocky, selama ini Caraka bergerak di bisnis logistik dengan menyasar pasar korporasi dan ritel yang kompetisinya sangat ketat karena berjejalnya kompetitor. Karena itu, dia membidik pasar yang sangat potensial dan belum dilirik banyak perusahaan logistik.

OWOS adalah singkatan dari overweight oversize, yakni logistik material dengan ukuran besar dan berat. Misalnya, truk maupun alat-alat berat untuk perusahaan di sektor pertambangan mineral, batu bara, maupun migas serta perkebunan. Selain itu, CASA melayani logistik bahan peledak dan bahan radioaktif untuk sektor tambang.

Rocky menerangkan, meski CASA relatif baru, kinerjanya sudah melesat. Apalagi, CASA menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang melayani logistik lengkap. Mulai alat berat, bahan peledak, hingga radioaktif. (owi/c12/dos/jpnn)

0 komentar

Rudy J. Pesik: Always reckoned with in global market



Rudy J. Pesik is a familiar name but it is not easy to define this particular person. Just imagine that at present Rudy, born in Singapore on April 2, 1941, is the founder and chairman of over 70 companies with 250 branch offices in Indonesia and 15 other countries. ""Automatically I keep 70 kinds of business cards and I give them out depending on who I'm talking to,"" he said.
At present Rudy is also chairman of the French Management Institute (INSEAD), as well as the organization of INSEAD alumni in Indonesia. He is also chapter chairman of the Young Presidents Organization (YPO), an active member of the World Presidents Organization (WPO) and Chief Executive Organization (CEO). In addition, he is the leader of the Indonesian Couriers Association (Asperindo).
As a businessman, Rudy is active in the Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kadin), particularly in the foreign investment and international trade department. He has developed business relations between ASEAN and Australia and New Zealand and promoted Indonesia as a leader of the medium and small enterprise movement. He is also a member of the WTO negotiating team and is involved in issues related to customs and trading facilities. In 2002, he assumed the position of vice president of the ASEAN Chamber of Commerce and Industry (CCI).
Rudy was elected first chairman of the ASEAN Business Advisory Council (ABAC), which was set up on April 10, 2003, and the ASEAN Business and Investment Summit (A-BIS), which was established in October of the same year.
The list of his positions is long. Outside of business, Rudy is involved in a number of projects, such as the restoration of the old city of Batavia and the regreening of Jakarta. In 2004, he established the CEO Circle, of which he was chairman and published CEO magazine. ""Don't forget, I'm also active in the Miss Indonesia Foundation,"" he said, chuckling.
It is indeed undeniable that the most prominent position that Rudy, who is Manadonese, holds is chairman and CEO of PT Birotika Semesta, the local partner of DHL International, a leading global logistics company.
Rudy became involved in the courier business by chance. A mechanical engineering and industrial engineering graduate of the Bandung Institute of Technology (ITB), Rudy has established wide relations not only in Indonesia but also overseas. When DHL, all the shares of which are controlled by Deutsche Post World Net, was looking for a local partner in Indonesia, Rudy was recommended.
DHL first opened for business in Indonesia in 1973 but later severed its relationship with its first local partner. Rudy was therefore the next choice. ""The fact is, they invited me to team up with them,"" he said.
At first Rudy was hesitant and even looked down on the courier business. However, after studying this business more profoundly and considering its market potential in Indonesia, he agreed to cooperate with DHL in 1982.
Luckily, thanks to Rudy's wide relations, major clients, including government ministries, who sorely needed a reliable messenger service, have entrusted their courier needs to DHL.
Having government ministries and major companies, including MNCs, as clients is quite a strong capital for further development of DHL in Indonesia. Under Rudy, who is a computer expert, DHL Indonesia has been transformed from a conventional courier company into a logistics company making use of information technology. Therefore, DHL not only provides services for the dispatch of goods but also provides supply chain management solutions.
Today, after teaming up with PT Birotika Semesta for 25 years, DHL handles 70 to 100 tons of cargo every day in Indonesia. Turnover stands at US$75 million annually.
In addition, under the name of DHL Express, the company, with a global network covering 220 countries, controls 50 percent of the market of international express courier services to and from Indonesia.
There are four business lines of DHL Global, namely letter dispatch services, express courier, logistics and finance. In Indonesia, DHL focuses on two lines, namely express courier through DHL Express Indonesia and logistics services (dispatch of goods and warehousing services) through DHL Forwarding Indonesia.
Not satisfied with developing DHL, in 1985, Rudy set up the Caraka Group, which provides integrated logistics services. There are two companies in this group: PT Caraka Yasa, which runs the logistics and distribution business, and PT Mitrapiranti Usaha, which deals in courier and mailshop services. ""When DHL no longer needs Birotika Semesta, we'll still have Caraka,"" said Rudy, who, since 2005, has been on the board of Inacraft and active in the conservation of Indonesian National Heritage sites.
As for Caraka, led by Rocky J. Pesik, Rudy's eldest child, since 2002, this company may be said to be expansive enough. Within just a decade of operations, this group employs over 1,500 people in 60 branch offices. Its network covers 36 cities and uses 200 trucks and 650 motorcycles for its business. In 2006, one of its subsidiaries, PT Mitrapiranti Usaha, which handles the courier service business, for example, booked a sales volume of Rp 25 billion.
Despite tight competition, the courier business is still promising. Data compiled by Asperindo shows that the market for the domestic dispatch of goods grows by 15 to 20 percent a year. The market for this business was recorded at Rp 3 trillion in 2006.
Although there are big opportunities, it takes a special business skill to get a slice of this business pie. Like DHL, Caraka also makes use of information technology to come up with service innovations. This company, for example, introduced its Caraka Image Tracking (C-IT, i.e. ""see it""), a service enabling customers to track their consignments.
Under the C-IT scheme, couriers take a photograph with their mobile phones of the handing over of dispatched goods. Then, uploaded pictures of the recipients can be seen on the Web.
""This is actually a cheap project. What is terrific about C-IT is not the technology, but the idea of it,"" Rocky, a graduate of marine technology of ITB, once said.
What's obvious is that mastery of information technology, Rudy noted, will greatly determine the competitive edge of a courier service company. The biggest market potential in this business comes from corporate clients, who tend not to be too price sensitive but who consider services to be of top priority.
""To compete globally, we will continue to invest, improve the quality of our services and our employees, develop our IT network and introduce various innovations,"" said Rudy, who looks younger than his age and has two grandchildren.
Name: Rudy J. Pesik Place/Date of birth: Singapore, April 2, 1941
Education: Bandung Institute of Technology's School of Mechanical Engineering and School of Industrial Engineering.
Work experience: Chairman & CEO, PT Birotika Semesta
First director, PT Caraka Yasa
First director, PT Indonesia Kebanggaanku
First director, Mitrapiranti Usaha
Chairman, Jogja Bangkit Kembali
First commissioner, PT Fortune Star

0 komentar

Sarjana teknik sukses bisnis logistik



Terlahir pada 2 April 1942 di Singapura, Rudy Pesik berhasil menjadi salah satu pengusaha besar di Indonesia. Usahanya di bidang logistik dengan bendera DHL Indonesia dan Caraka Group telah berjalan lebih dari 27 tahun dan tetap berkibar hingga kini.
Rudy dilahirkan dari keluarga yang terpelajar. “Nenek saya bekerja di Deplu  (Departemen Luar Negeri) sebagai staf PBB, kakeknya bekerja di pelayaran,” ujar Rocky J. Pesik, putra Rudy Pesik kepada KONTAN, belum lama ini.
Rudi terbilang sebagai pemuda yang cerdas. Ia  kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Mesin dan lulus pada tahun 1964. 
Setamat dari ITB, ia bekerja sebagai staf ahli Deputi Menteri  Industri Maritim sambil menjadi dosen di beberapa universitas di Jakarta.
Pada tahun 1965 ia pun bergabung dengan IBM. Di IBM ia merintis karir sebagai siystems engineers hingga diangkat menjadi Pimpinan IBM di Amsterdam, Brussels, Paris, Kopenhagen, Stockholm, Vienna, Hongkong, Tokyo dan USA (California, Nevada). “Ayah saya di IBM hingga sembilan tahun” cerita Rocky.
Pada 1974, Rudy memutuskan kembali ke Tanah Air dan bekerja di Elnusa selama dua tahun. Pada tahun1978, keinginan Rudy menjadi pengusaha mulai tumbuh dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi.
Namun kesempatan besar baru muncul pada tahun 1982 ketika ia menerima tawaran dari seorang asing untuk mendirikan kantor DHL di Indonesia. “Waktu itu modal awalnya Rp 5 juta,” ujarnya.
Meskipun DHL sebelumnya (selama 10 tahun) telah masuk ke Tanah Air, sejak ditangani Rudy pada 1982 DHL lebih cepat berkembang. Pada 1984 Rudy kemudian mendirikan PT Caraka Yasa. Awalnya Caraka Yasa hanya melayani pasar antaran dalam kota. Namun belakangan, karena pasarnya dianggap terlalu kecil, ia meningkatkan jangkauannya menjadi berskala nasional (antarkota).
Rupanya, kondisi pada 1990-an berubah. Pasar dalam kota menguat, sehingga permintaan layanan antaran dalam kota pun meningkat. Akhirnya ia membuat layanan khusus jasa kurir dalam kota yang disebut Mail Shop Plus.
Sebagai pengusaha, naluri bisnis Rudy cukup tajam. Ia berani mengambil resiko dalam membesarkan bisnisnya. Ketika ekonomi Indonesia sedang mengalami krisis pada 1998, pengusaha lain sibuk membenahi usaha mereka yang carut marut. Tapi, Rudy justru melakukan ekspansi dengan memperluas layanan Caraka lewat jalur darat.
Sebelumnya Caraka fokus melayani jasa pengiriman lewat udara. Ekspansi ini dilakukannya dengan pembelian truk besar-besaran hingga 80 unit. “Waktu itu banyak orang bilang Rudy Pesik gila,” ujar Rocky terbahak-bahak.
Caraka Yasa saat ini dikomandani Rocky J. Pesik.Antara DHL dan Caraka masing-masing memiliki kekuatan dan segmennya tersendiri. DHL kekuatannya di layanan internasional, sedangkan Caraka Yasa di domestik bersama-sama dengan Mail Shop Plus untuk di dalam kota.
Menikah dengan Louise Pesik, Rudy dikaruniai seorang putra dan putri. Rocky Pesik lahir pada 14 Agustus 1976 di Jakarta. Sejak kecil ia sudah dididik keras oleh sang ayah untuk memimpin dan meneruskan perusahaan. “Ayah saya orang yang keras mungkin karena pengalaman hidupnya selama ini,” ujar Rocky bijak.
Menjadi anak seorang pengusaha tidak selamannya dibanjiri dengan fasilitas dan hidup mewah. Ajaran sang ayah yang keras mengharuskannya belajar dan bekerja keras. Bahkan Rocky mengaku saat masih kecil menjadi korban bully. “Saya perawakannya kecil jadi suka di-bully lalu SD saya mulai belajar karate dari paman saya,” kenangnya.
Kebetulan pamannya, Gilbert Pesik merupakan seorang atlet karate. Setelah belajar karate, Rocky tidak lagi menjadi bahan bully teman-temannya. Bukan karena ia senang berkelahi tapi karena rasa segan teman-temannya. “Sampai sekarang saya masih aktif, tahun 2005 kemarin masih ikut turnamen nasional,” imbuhnya.
Meneruskan jejak sang ayah, Rocky juga kuliah di ITB. Di masa kuliah ini naluri bisnisnya juga mulai tumbuh dengan membuka sebuah usaha di bidang IT. “Teman-teman banyak yang meremehkan, ah bokap lo pengusaha buat apa repot-repot,” ujarnya menirukan.
Namun, ledekan teman-temannya itu justru memotivasinya untuk membuka usaha sendiri. Padahal Rudy saat itu sangat berharap Rocky bisa ikut berkecimpung di perusahaan keluarga. “Tahun 2001 saya menyerah, saya mulai masuk perusahaan,” candanya.
Rocky mulai bergabung dengan Caraka Group saat usianya masih 25 tahun. Ayahnya memasukkannya ke salah satu perusahaan yang paling bermasalah saat itu, yaitu PT Mitra Piranti Usaha dengan jabatan sales manager.
“Saya sangat beruntung ditaruh disana, saya sangat berterima kasih kepada ayah saya,” kenangnya. Di perusahaan itu Rocky belajar banyak bagaimana menganalisa kemunduran usaha dan menemukan solusinya.
Setelah dua bulan menjadi sales, jabatannya naik menjadi general manager. Dengan posisi itu ia kemudian melakukan perombakan karyawan. Kebijakannya menimbulkan kontroversi dan suara sumbang para karyawan. Rocky pun cuek dan fokus menyelesaikan masalah di Mitra Piranti Usaha.
Tahun 2009, Rudy mulai memberikan “pertanda' bagi bagi Rocky untuk meneruskan perusahaan. “Ayah saya bilang nanti 1 Januari 2010 saya pensiun kamu jadi CEO,” ujar Rocky menirukan ayahnya.
Benar saja, 2010 Rocky pun menjadi CEO Caraka Group.Walaupun menjabat CEO, keberadaan Rudy sebagai pengawas dan mentor masih sangat penting bagi Rocky. “Rasanya seperti punya bos 24 jam dalam tujuh hari,” candanya.
Masa transisi dari Rudy ke Rocky merupakan tantangan tersendiri. Namun, Rocky tidak segan-segan melakukan gebrakan yang menuai hujatan dan pujian. Ada dua strategi utama yang dilakukan Rocky yaitu mengganti semua board of director dan memasukkan sistem quality control dan health safety equipment yang moderen. “Ayah saya sampai kaget waktu itu,” imbuh Rocky.
Ia bilang  pada ayahnya jika berani berinvestasi pada aset barang maka ia juga juga berani berinvestasi dalam aset intelektual. Tidak tanggung-tanggung Rocky bahkan mendirikan Caraka Operation Academy. Rocky merekrut petinggi DHL dan Caraka yang telah pensiun untuk mengajar di pusat pelatihan ini.
Rocky membenahi Caraka agar dapat meraih ISO dan berstandar internasional. “Tahun ini kami targetkan bisa menangani barang-barang farmasi,” ujarnya. Meyakinkan karyawan pada masa transisi menjadi tantangan lainnya.
Rocky menyadari bayang-bayang sang ayah akan selalu ada, namun ia ingin karyawannya yang berjumlah 1.300 orang ini terbuka. “Saya membuka channel komunikasi dengan berkeliling tiga bulan sekali ke cabang-cabang kami,” cerita ayah dua anak ini.
Rocky mendiskusikan visi misi, target perusahaan, keuntungan, dan isu-isu lainnya secara terbuka. Ia berbicara di semua level mulai dari manajemen hingga para kurir, supir dan satpam.
Semua pesimisme dan kritikan dijawab oleh Rocky dengan kinerja dan hasil. “Akhirnya profit yang berbicara, keuntungan perusahaan naik semua pihak senang,” ujarnya sumringah.
Terobosan lain yang diterapkannya adalah kewajiban melaksanakan upacara bendera setiap Senin pukul 08.00 WIB pagi. Kegiatan ini dilakukan di seluruh kantor Caraka Group dari pusat hingga cabang sejak tahun 2012
Di kantor pusat, kegiatan ini dipimpin langsung oleh Rocky. “Bukannya kurang kerjaan. Kegiatan ini efektif menjaga komunikasi dan silaturahmi terutama salam semutnya,” cerita Rocky.
Salam semut ini adalah saat dimana semua jajaran karyawan dari yang paling tinggi hingga terendah bersalaman. Salam semut juga menjadi ajang diskusi di kalangan karyawan tentang insiden di lapangan, hingga berbagi saran.
Sejak dipegang Rocky pada 2010, Caraka telah berkembang hingga tiga kali lipat. Ia memiliki 200 armada dengan tiga bisnis utama, yaitu Caraka Andalan Semesta, Caraka Logistik, dan usaha logistik via udara di kawasan Indonesia Timur.
Selain Caraka Grup, DHL Indonesia tetap menjadi salah satu lini bisnis utama keluarga Pesik. Menurut Rocky, DHL memiliki posisi yang terpisah dari Caraka namun tetap merupakan milik Rudy Pesik.
Untuk rencana ekspansi ke depannya, Rocky merujuk pada keinginan sang Ayah. “Ayah saya berpesan untuk go internasional, merambah ASEAN dulu lalu Eropa,” ujar pria yang memiliki hobi fotografi ini.
Benar saja, Rocky sudah memulainya di Thailand. Menurutnya, Thailand sangat menarik karena secara geografis bisa menghubungkan negara-negara di kawasan Asean lewat jalan darat. Selain itu, Thailand memiliki hubungan yang baik dengan India. “Januari 2013 sudah berjalan, disana prosesnya lebih cepat dari disini,” ujarnya.
Selama 13 tahun di sektor logistik, Rocky menyimpulkan ada 4 hal yang menjadi hambatan dalam binis ini di Indonesia, yaitu wilayah yang luas, budaya, infrastruktur, dan birokrasi. 
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Maja Lao Dahu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger